TELEVISI SEBAGAI MEDIA UTAMA DALAM PEMBELAJARAN
11 12 2008
Televisi sebagai media utama dalam proses pembelajaran masih jauh dari harapan. Televisi saat ini lebih banyak dimanfaatkan untuk hiburan semata. Sebenarnya televisi merupakan media pembelajaran yang sungguh sangat bagus. Dengan Televisi siswa atau anak didik dapat belajar berbagai bentuk pengetahuan, ketrampilan, dan penanaman sikap moral yang baik. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah : Mengapa Televisi belum menjadi media pembelajaran yang utama?
Untuk menjawab pertanyaan di atas dibutuhkan kajian yang mendalam tentang kondisi nyata yang ada di masyarakat. Televisi sebagai media audio visual (media pandang dengar) materi siarannya sangat mudah dicerna oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya oleh anak-anak usia sekolah. Sebagian besar ilmu pengetahuan dipelajari oleh manusia melalui indra penglihatan dan pendengaran, sehingga dengan media pandang dengar (televisi)ini sangat mendukung sekali terhadap penerimaan materi siaran dari televisi.
Ada beberapa alasan yang melatar belakangi mengapa televisi belum dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang utama di sekolah yaitu antara lain :
1. televisi masih dianggap sebagai media hiburan semata oleh sebagian besar guru dan siswa.
2. masih banyak guru yang belum mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan televisi sebagai media pembelajaran.
3. masih banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas televisi untuk pembelajaran.
4. masih terbatasnya acara-acara televisi yang menayangkan materi-materi yang ada hubungan dengan mata pelajaran di sekolah.
5. belum adanya kebijaksanaan dari pemerintah khususnya dari Departemen Pendidikan Nasional tentang pemanfaatan televisi sebagai media pembelajaran di sekolah.
6. belum adanya stasiun televisi yang representatif yang dapat diakses dengan mudah oleh semua sekolah yang ada di Indonesia.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan agar televisi dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang utama di sekolah antara lain :
1. membangun stasiun televisi pendidikan yang representatif dengan transmisinya (sehingga mudah diterima di setiap sekolah) dan menyediakan pesawat televisi di setiap ruang kelas di semua sekolah formal. (termasuk Sekolah Luar Biasa).
2. melatih para guru agar mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang berhubungan dengan pemanfaatan televisi sebagai media pembelajaran di sekolah. Hal ini berhubungan dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terintegrasi dengan pemanfaatan televisi sebagai media pembelajarannya.
3. membuat channel khusus televisi yang menyiarkan materi-materi pelajaran sesuai dengan jenjang dan tingkat pendidikan. Artinya harus ada channel khusus untuk menyiarkan materi tingkat Taman Kanak-kanak, tingkat Sekolah Dasar, tingkat Sekolah Menengah Pertama, tingkat Sekolah Menengah Atas, dan tingkat Perguruan Tinggi. Jadwal siaran disesuaikan dengan jam belajar di sekolah sesuai dengan jenjang dan tingkat masing-masing.
4. Pemerintah melalui Balai Pengembangan Media Televisi harus mampu memproduksi semua materi ajar (materi siaran) sesuai dengan kurikulum dari masing-masing jenjang dan tingkat sekolah yang ada.
5. membentuk sistem penyiaran yang handal dan sistem pengelolaan dari semua komponen yang terlibat dalam pemanfaatan televisi sebagai media pembelajaran.
6. mengadakan kontrol dan evaluasi yang kontinew dan konsisten terhadap pelaksanaan siaran dan pemanfaatan televisi sebagai media pembelajaran di sekolah.
7. mengadakan penelitian yang akurat dan akuntabel yang mendukung kontinuitas penyiaran dan pemanfaatan televisi sebagai media pembelajaran di sekolah.
Apabila upaya-upaya di atas dapat dilakukan dengan seksama dan mendapat dukungan dari semua pihak dan semua komponen dalam sistem pendidikan, pastilah televisi dapat menjadi primadona sebagai media pembelajaran di semua sekolah.
Secara sistemik dan sistematis harus ditata semua komponen dalam sistem pendidikan yang terlibat dalam pemanfaatan televisi sebagai media pembelajaran di sekolah. Diantara komponen-komponen dalam sistem pendidikan yang terlibat dalam pemanfaatan televisi sebagai media utama dalam proses pembelajaran adalah :
1. Pusat penyiaran atau Stasiun Televisi Edukasi/televisi pendidikan. Hal ini dapat ditangani oleh Pusat teknologi informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekom) Departemen Pendidikan Nasional. Diharapkan adanya stasiun televisi yang mudah diakses oleh setiap sekolah tanpa memakai parabola.
2. Materi siaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku di setiap sekolah. Untuk dapat menyiapkan materi siaran yang bagus dibutuhkan tenaga-tenaga yang profesional yaitu yang ditangani oleh BPMTV. Diharapkan terdapat sajian dari semua bidang studi yang ada di sekolah sesuai dengan tingkat masing-masing.
3. Depatemen Pendidikan Nasional/Dinas Pendidikan selaku pembuat kebijakan dalam pemanfaatan televisi sebagai media pembelajaran di sekolah harus mendukung dengan kebijakan-kebijakan yang relevan.
4. Kepala Sekolah selaku penanggung jawab pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah perlu ditatar agar mempunyai wawasan dan pemahaman yang memadai terhadap pemanfaatan televisi sebagai media utama dalam proses pembelajaran di sekolahnya masing-masing.
5. Semua Guru selaku pelaksana proses pembelajaran perlu ditatar dan dilatih dalam hal membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terintegrasi dengan penggunaan televisi sebagai media pembelajaran di sekolah sekaligus dapat mengoperasionalkan televisi sebagai media pembelajaran yang utama di sekolah.
6. Tenaga teknisi yang membantu mengoperasionalkan televisi di setiap sekolah agar selalu siap pakai pada setiap proses pembelajaran yang sudah terjadwal.
7. Siswa sebagai pebelajar perlu disiapkan dengan memberikan petunjuk dan arahan dalam rangka pemanfaatan televisi sebagai media pembelajaran di sekolah.
8. Tersedianya pesawat Televisi di setiap ruang kelas di seluruh sekolah yang ada di Indonesia untuk memudahkan akses siaran televisi edukasi.
9. Komponen-komponen lain yang erat hubungannya dengan pemanfaatan televisi sebagai media pembelajaran di sekolah yang dapat memberikan kontribusinya dalam mewujudkan media pembelajaran yang efektif dan efisien.
Besar harapan saya televisi secepatnya dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang utama (primadona)di semua sekolah di Indonesia.
haryonohadisp.
0 komentar:
Posting Komentar